Badak di Kuningan

Jakarta masih agak lengang saat kami tiba di depan pintu masuk Woman Radio di kawasan bilangan Kuningan, Jakarta. Lokasinya terletak di lantai 31 Menara Imperium Jl. Rasuna Said. Agak mengherankan juga stasiun radio ini bisa berlokasi mewah. Jawabannya kami ketahui saat memasuki ruangan studio. Ternyata Woman Radio masuk kelompok MNC. “Pantes aja bisa menempati lokasi ini,” celetuk Inov, rekan dari YABI. Kebetulan hari ini kami diundang oleh Woman Radio untuk berbincang-bincang tentang aktivitas Yayasan Badak Indonesia dan Forum Badak Indonesia. Mas Sectionov (Inov) mewakili YABI, sedangkan aku dan Mas Hartanto Sanjaya mewakili Forum Badak Indonesia. Ini kali kedua kami diundang oleh stasiun radio untuk kampanye badak sumatera dan jawa. Yang pertama oleh Green Radio.
Kika: Ida, Inov, dan Hartanto

Di dalam studio kami disambut Mbak Agnes Marlita, Mbak Ida Gorjes dan Mas Yasser. Pria berbadan subur ini sering muncul menjadi bintang tamu di parodi Republik Mimpi di TVOne (Dulu di Metro TV). Sebelum sessi kami, Woman Radio mengudarakan cerita anak-anak berjudul Rosa. Cerita tentang badak bernama Rosa ini ditulis oleh rekan kami, Yeny. Nah pas acara itulah, Mas Yasser kebagian menirukan suara binatang. Banyak pendengar yang nota bene anak-anak, memesan berbagai suara binatang. Ternyata ada juga yang memesan suara badak.

“Suara badak sumatera asli sebenarnya nggak seserem itu,” komentar Mas Inov mengomentari suara buatan Mas Yasser yang menggelegar. “Suaranya malah menguik dan seperti suara burung,” tambahnya. Mungkin lebih seperti cicitan bayi buaya saat memanggil induknya.

Percakapanpun berlanjut dengan aktivitas Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Way Kambas, pelestarian badak, ciri-ciri badak asia dan afrika hingga pola makannya. Mas Hartanto dan aku kebagian menceritakan aktivitas Forum Badak Indonesia, sebagai pendukung kegiatan kampanye Badak Sumatera dan Jawa. Dengan gaya khasnya, Mas Hartanto yang juga seorang staf peneliti di BPPPT mengulas bagaimana kesan tentang badak sebenarnya tergantung bagaimana orang mencitrakannya. Beruang menjadi kesayangan semua orang karena dicitrakan sebagai satwa yang lucu dan menggemaskan. Sekarang giliran bagaimana kita mencitrakan badak sebagai binatang imut-imut dan lucu. Kendati dengan tubuh bongsornya, badak masih terlihat “menyeramkan”, ternyata tingkah Si Rosa di Taman Nasional Way Kambas, Lampung memang lucu dan menggemaskan. Yang sudah nonton film dokumentasinya pasti akan sepakat. Mungkin sekaranglah saatnya menciptakan “Rhino the Pooh.”

Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
Sari Widuri
admin
1:03 AM ×

Wah jadi inget waktu itu aku sebagai Program Directornya Women Radio, kerja keras explore education story for kids dengan agnes Marlita sebagai produser handal waktu itu.... kapan mas Koen cerita tentang Badak lagi???? sayangnya aku sekarang nggak di Women Radio.. sukses terus mas....

Congrats bro Sari Widuri you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Post a Comment
Thanks for your comment