Ketika tim gabungan peneliti dari Arkeologi Nasional (Arkenas) dan University of Wollongong, ilmuwan
Australia dan Indonesia menemukan fosil Homo
floresiensis di Goa Liang Boa, Flores pada tahun
2003, serta merta masyarakat ilmiah memberi julukan temuan mereka, Hobbit. Nama
itu nama ras manusia kerdil yang dipopulerkan oleh J.R.R. Tolkien dalam Bukunya
yang tersohor, The Hobbit. Keduanya memang sama-sama kerdil. Tingginya hanya 106 sentimeter.
Penemuan kerangka serupa di Cekungan Soa,
Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, 74 kilometer di tenggara Liang Bua, malah menemukan jenis
yang lebih kecil lagi dan lebih tua. Sekitar 700.000 tahun yang lalu.
Sama dengan manusia kerdil dari Liang Bua yang menghuni perut bumi (baca:
goa), Hobbit Tolkien juga tinggal di dalam tanah. Tepatnya mereka menggali
bukit dan membuat rumah di dalamnya. Tapi ternyata bukan hanya itu kesamaan
hobbit flores dan hobbit dari Dunia Tengah (baca: dunia fantasi Tolkien).
Banyak kesamaan yang lain yang dituangkan Almarhum Mike Morwood dan Penny van Oosterzee dalam Buku The New Human.
Morwood adalah salah satu anggota tim yang menemukan Homo Floresnis. Tolkien
menceritakan sebuah dunia yang dipenuhi oleh ras manusia, elves, dwarf, troll
dan berbagai binatang fantasi seperti naga, gajah bergading empat, hyena
tunggangan, dan lain-lain. Di Flores purba ternyata juga ada gajah. Uniknya
gajahnya bukan gajah raksasa, melainkan jenis stegodon yang sama kerdilnya
dengan manusia kerdil Liang Bua. Stegodon yang gadingnya atau disebut bala hingga
kini masih dipakai sebagai mas kawin di Flores, mengerdil di Flores.
The Saul Zaentz Company
Perburuan gajah kerdil flores. Sumber: Mauricio Anton.
Dalam The Hobbit, Tolkien menceritakan Smaug, naga raksasa terbang
penjaga harta karun yang setiap saat mengancam desa-desa di sekitar istananya
dengan semburan apinya. Di Flores, para manusia kerdil juga harus selalu
hati-hati kalau tidak mau jadi mangsa naga. Ya memang ada naga yang tidak kalah
hebatnya dengan Smaug. Naga yang mereka hadapi adalah naga komodo! Bagi para
manusia kerdil, komodo sepanjang 2 meter
pastilah sangat besar dan menyeramkan.
Smaug, naga penjaga harta karun. Sumber: wikipedia
Komodo dan Homo floerensis. Sumber: Mauricio Anton.
Tolkien menceritakan bagaimana penyihir Gandalf bersahabat dengan para
elang raksasa. Di Flores, burung raksasa juga pernah hidup. Memang bukan elang,
tapi bangau tontong raksasa. Para bangau pemakan bangkai itu bersaing dengan Homo floresiensis yang sama-sama juga mengincar
bangkai binatang yang ditinggalkan predator. Menurut Thomas Sutikna dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang
merupakan anggota tim penemu Homo floresiensis , bangau itu tingginya 170-180 sentimeter dengan
bobot 16 kilogram.
Para Homo floresiensis
juga harus bersaing dengan manusia biasa. Persaingan yang mungkin
melenyapkan para manusia kerdil Flores sekitar 50.000 tahun lalu, mungkin
terawetkan dalam cerita rakyat tentang Ebu Gogo kendati mungkin Homo Floerensis
telah punah terlebih dahulu sebelum kedatangan manusia modern. Ebu Gogo adalah
manusia kerdil yang suka mencuri bayi manusia. Makluk ini digambarkan tinggal
di dalam goa, tempat yang sama tempat ditemukan fosil-fosil Homo Florensis.
Berbagai binatang di Flores purba. Sumber: www.pasttime.org.