Mengunjungi Negeri Andre Hirata

Senja di Pangkal Pinang


Ini pertama kalinya menginjakkan kaki di Kepulauan Bangka Belitung. Tak sampai setengah jam perjalanan dari bandara Dipati Amir, mobil jemputan mulai memasuki Kota Pangkal Pinang, Ibukota Propinsi Bangka Belitung. Inilah ibukota negeri kelahiran Andre Hirata, Artika Sari Dewi, Sandra Dewi, Yusril Ihza dan belasan nama terkenal lainnya. Kota terbesar di Babel (Bangka Belitung) ini memang tak terlalu besar dan ramai. Pertokoan berjajar di sepanjang jalan diselingi perumahan. Beberapa bangunan tua terselip diantara bangunan-bangunan baru.

Jauh keluar kota, kondisinya lebih sepi. Penduduk Bangka hanya tinggal di sepanjang jalan raya, “ ujar Asyanto, rekan dari Kantor Bapedalda yang mengantarku ke Sungailiat. Rumah-rumah nampak berjajar di sepanjang jalan. Di belakangnya, pekarangan luas membentang dipenuhi pepohonan kelapa yang menjulang dan kebun buah-buahan. Di beberapa tempat lahan seolah tak terurus, dipenuhi rumput liar. “Tambang timah rakyat ada di belakang pepohonan itu,” tambah Mas Yanto, panggilan akrab Asyanto.

Rumah dinas walikota Pangkal Pinang

Menurut wakil kepala sekolah sungailiat, buah yang paling terkenal di sini adalah buah cempedak. Uniknya, saat melintas di sebuah warung buah, kebanyakan buah yang dijual adalah buah impor. “Karena banyak penghuninya keturunan Cina,” ujar Mas Yanto beralasan. Buah yang dijualpun diimpor dari Cina. Di lingkungan SD Sungailiat memang mayoritas muridnya keturunan Thionghoa. Tak heran jika komposisi agamanya adalah Budha, Muslim dan Kristen. Kelenteng banyak tersebar, berdampingan dengan gereja dan masjid, sebuah potensi Bangka yang lain yang kian jarang ditemukan di tempat lain. Karena mayoritas keturunan thionghoa, tak heran jika SD Sungailiat berencana membuat muatan lokal bahasa mandarin.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment