Bangau Bluwok diobok-obok


Konon menurut legenda, para bayi dibawa dari surga kepada orang tuanya oleh bangau berparuh besar. Sayangnya legenda itu tak menghalangi kepunahan makluk-makluk anggun ini.

Bangau tontong adalah jenis bangau yang mengesankan. Paruhnya sangat besar dan panjang. burung ini termasuk keluarga Ciconiidae. Di dunia hidup 17 spesies bangau seperti ini yang tersebar di Benua-benua Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika. Salah satunya adalah bangau bluwok (Mycteria cinerea). Di negeri jiran Malaysia, burung ini disebut burung upeh. Bangau yang satu ini memang cantik. Paruhnya yang besar dan panjang berwarna kuning, sementara wajah dan kakinya berwarna merah. Bagian tubuh lainnya ditutupi oleh bulu-bulu berwarna putih bersih seperti susu. Tidak heran jika bangau ini juga dijuluki bangau susu (milky stork). Bangau bluwok tingginya 92-97 cm. Sayang kehidupan bangau ini masih banyak yang tidak diketahui.
Bangau bluwok tersebar mulai dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Sulawesi dan buton. Burung-burung ini mencari makan di lumpur di tepian danau, pantai atau muara, dan rawa-rawa yang tidak terlalu asin. Di danau Tonle Sap, Kamboja, bangau ini menghuni hutan-hutan yang terendam air selama musim penghujan. Mereka juga suka berkeliaran di tambak atau sawah untuk mencari ikan, serangga dan kodok. Kalau perlu mereka mengendap-endap di tambak peternak untuk mencicipi hidangan gratis…ikan tambak. Tidak heran para petani menganggapnya sebagai binatang pengganggu. Mereka sama sekali tak terkesan dengan tampang sang bangau yang anggun itu. Namanya juga maling!
Bangau suka bersarang di dekat perairan agar tak perlu jauh-jauh saat mau bersantap makan. Biasanya sarangnya berada di dekat muara, danau atau pantai. Sarangnya dibangun di atas pohon bakau atau pohon di dekat perairan. Bangau membangun sarangnya dari cabang dan ranting kering yang disusun bersap-sap seperti mangkuk raksasa. Bangau ini termasuk binatang sosial. Buktinya dalam satu pohon bisa ada 8 buah sarang. Tidak heran jika pepohonan di sekitar pantai biasanya dihuni oleh ratusan bangau bluwok.
Sarang-sarang itu dibuat pada bulan Oktober hingga Desember. Bangau betina bertelur 3 butir. Telur-telur itu dierami oleh kedua orang tuanya secara bergantian. Setelah 30 hari, telur-telur itu pun menetas. Anak bangau berwarna coklat muda. Paruh dan lehernya lebih lurus dan sayap bagian atasnya berwarna lebih gelap. Tugas orang tuanya kini bertambah dengan mencarikan makan anak-anaknya yang seperti tak henti-hentinya kelaparan. Anak-anak bangau masih tinggal bersama orang tuanya hingga dapat mencari makan sendiri.

Habitatnya terancam
Kalau melihat sarang-sarang bangau bluwok di atas pepohonan, memang kelihatannya bangau ini sangat banyak. Tapi jangan percaya dengan kesan pertama karena sebanarnya di seluruh dunia hanya terdapat sekitar 5.550 ekor bangau bluwok saja. Populasi terbesar terdapat di Pulau Sumatera yaitu sebanyak 5000 ekor. Di Pulau Jawa terdapat 400 ekor bangau bluwok. Bangau ini mulai menipis jumlahnya di Malaysia dan Kamboja. Di suaka Margasatwa Matang, Perak sekarang hanya tersisa 10 ekor bangau bluwok. Di seluruh Malaysia dan Danau Tonle Sap, Kamboja mungkin hanya sekitar 150 ekor yang tersisa. Tidak heran bila IUCN memasukkannnya dalam status siaga satu dan masuk dalam daftar merah (IUCN Red List Category 2005) binatang yang dalam bahaya kepunahan. Dalam CITES (Conservation on International Trade in Endangered Species), bangau ini masuk appendix I. Lengkap sudah status kelangkaannya.
Alasan mengapa bangau ini menjadi langka adalah kerusakan habitat dan perburuan liar. Di malaysia, bangau ini tak bisa nyenyak tidur karena habitanya rusak parah. Sarangnya diganggu dan banyak bangau yang diburu. Di Indonesia, habitatnya terganggu karena banyak yang diubah menjadi tambak dan persawahan. Hutan bakau juga semakin banyak yang dipotong.
Usaha pelestarian bukannya tak dilakukan. Tahun 1989, 40-50 ekor bangau bluwok dikirim ke kebun binatang di Asia Tenggara untuk dilestarikan. Kini Kebun Binatang Negara dan Departemen Kehutanan Malaysia, melaksanakan program pelestarian bangau bluwok di Suaka Alam Kuala Selangor. Tahun lalu, dilepas 4 ekor bangau bluwok. Koloni-koloni bangau bluwok yang terdapat di 5 daerah suaka di Sumatera dan satu di Jawa dan Sulawesi juga mulai mendapat perhatian serius. Di Indonesia, program pelestarian dilaksankaan di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pemerintah Kamboja bahkan menetapkan Suaka Biosfer di Danau Tonle Sap yang diajukan sebagai Situs Ramsar (perjanjian untuk pelestarian lahan basah). Daerah yang dihuni koloni burung-burung air ini juga menjadi sarang bangau bluwok. pemerintah juga menyebarkan poster-poster yang menggunakan bangau bluwok sebagai program peningkatan kepedulian lingkungan.
Namun usaha pelestarian itu belum lagi cukup. Usaha-usaha masih perlu dibarengi dengan sejumlah usaha lainnya Masih diperlukan program survey dan riset untuk menentukan posisi koloni-koloni bangau yang lain, memonitor pergerakan musiman dan mengetahui dengan jelas kebutuhan ekologinya. Memonitor jumlah dan tingkat keberhasilan perkembangbiakan di seluruh koloni-koloni yang diketahui. Menetapkan daerah perlindungan lainnya yang berkaitan dengan koloni daerah perkembangbiakan dan mencari makan, terutama di Riau, Jambi dan Sumatera Selatan dan meningkatkan kepedulian masyarkat akan pentingnya pelestarian bangau bluwok.
Pelestarian hanya bisa berhasil jika dilaksanakan oleh semua pihak. Pelestarian habitat menjadis alah satu kunci keberhasilan usaha pelestarian. “Pelestarian ini akan sia-sia jika kawasan hutan bakau tetap rusak”, ujar Yeap Chin Aik, seorang pakar burung dari Malaysian Nature Society (MNS) seperti dimuat dalam situs BirdLife International. “Jika tidak tertangani dengan baik, bangau bluwok akan punah dari Malaysia dalam 5 tahun”, lanjutnya. Hidup memang tak mudah bagi bangau bluwok jika tetap diobok-obok manusia!
Previous
Next Post »