Beruang Andes Inspirasi Beruang Paddington yang Kalah Tenar

Pasti banyak yang sudah mengenal beruang yang satu ini. Ya, Paddington Bear memang sangat terkenal di dunia. Beruang ramah dan sopan ini telah memikat hati anak-anak di seluruh dunia selama puluhan dekade. Tapi sayangnya tidak banyak yang tahu jneis beruang apa Paddington Bear tersebut. Michael Bond, penulisnya, hanya menyebutkan tokoh rekaannya sebagai beruang dari pedalaman Peru, Amerika Selatan. Penampilan Paddington bear pun ternyata berbeda dengan beruang peru sebenarnya.
            Karakter beruang Paddington sebenarnya adalah beruang kacamata (Tremarctos ornatus) dari Amerika Selatan. Dinamai beruang kaca mata karena ada lingkaran berwarna putih di sekeliling matanya sehingga seolah-olah sang beruang  memakai kaca mata. Bagian lehernya juga ada garis putih. Warna putih itu semacam tanda pengenal karena setiap beruang mempunyai tanda yang berbeda.

Moncong pendek
Uniknya, beruang ini adalah satu-satunya jenis beruang yang hidup di Amerika Selatan. Dia juga satu-satunya jenis beruang yang tersisa dari kelompok beruang moncong pendek dari subfamili Tremarctinae.  Beruang moncong pendek yang terbesar pernah menghuni daratan Amerika. Mamalia purba ini bermigrasi dari Amerika Utara ke Selatan pada 12.500 tahun yang lalu. Binatang ini adalah salah satu jenis beruang terbesar yang pernah hidup. Sepupu lainnya adalah beruang kaca mata Florida yang juga telah punah.
Dibandingkan beruang lainnya, wajah beruang peru lebih membulat dan moncongnya lebih pendek. Namanya juga beruang moncong pendek. Bandingkan dengan moncong beruang madu atau beruang grizzly yang panjang dan pipih. Moncong yang pandek ini merupakan adaptasi sebagai predator ganas agar rahangnya lebih kuat menggigit mangsanya. Tapi beruang kaca mata lebih banyak makan bagian tumbuhan dibandingkan jenis beruang moncong pendek lainnya. Adaptasi ribuan tahun terhadap lingkungannya yang basah dan lembab telah mengubahnya menjadi lebih kalem dan penyuka tumbuhan.
            Masyarakat lokal mengenalnya sebagai ukuku atau jukumari. Beruang ini jago memanjat dan suka menghabiskan waktunya di atas pohon. Ia bisa memanjat pohon yang tingginya sampai 25 meter dengan bantuan cakar-cakarnya yang panjang dan melengkung. Ketrampilannya panjat pohon ini diperlukan karena makanan utamanya adalah tumbuhan bromeliad dan tumbuhan epifit lainnya yang gurih dan renyah. Epifit tumbuh menumpang di pepohonan yang tinggi untuk mendapatkan sinar matahari. Jadilah sang beruang bersusah-susah dahulu memanjat pohon untuk memanen makanan kesukaannya. Anehnya, sesampai di atas pohon, dia bukannya langsung makan, melainkan memotong tanaman itu dengan cakarnya yang tajam dan menjatuhkannya ke tanah. Di tanah, barulah tanaman itu dikupas untuk dimakan hatinya yang lunak. Nyam..nyam…nyam. Maknyus rasanya.


Di atas pohon juga, beruang ini suka leyeh-leyeh di saat siang hari bolong. Untuk menambah kenikmatannya, dia membuat semacam sarang darurat sederhana dari ranting-ranting dan daun-daunan yang diratakan dengan badannya yang berat. Tetapi beruang jarang tidur di sarang itu. Di malam hari, dia lebih suka tidur di bawah pohon. Maklumlah beruang ini memang hanya mencari nafkah di siang hari atau sore dan senja. Malamnya ya…molor. Tapi jangan sekali-kali menyepelekan binatang ini. Meskipun gerakannya nampak lamban, beruang kaca mata juga bisa berlari cepat dan bahkan berenang bila diperlukan. Penampilan memang bisa mengecoh.  

Beruang tertua
            Induk beruang kaca mata mulai berkembang biak pada umur 4 hingga 7 tahun. Dia bisa beranak dua hingga tiga ekor setelah mengandung selama 225 hari. Anaknya diasuh di dalam liang. Tak banyak yang tahu perkembangan anak beruang kaca mata di habitat aslinya. Maklumlah, binatang ini begitu pemalu dan penyendiri. Dia selalu menghindari manusia. Warnanya yang gelap tersembunyi dengan rapi diantara bayangan pepohonan yang lebat.  Di kebun binatang, beruang ini bisa hidup 20 hingga 25 tahun.  Diana, seekor beruang kaca mata di Kebun Binatang Buffalo, Amerika Serikat, mencapai umur 35 tahun. Inilah beruang kacamata tertua yang pernah hidup di kebun binatang. Di alam liar umurnya pasti lebih singkat lagi.


            Bayi yang dilahirkan beratnya 300 gram dan sudah membuka matanya pada umur sebulan. Perkembangannya memang pesat. Hanya butuh waktu 180 hari agi sang orok untuk mencapai berat 10 kilogram. Tentu saja berkat ASI induknya yang sehat. Air susunya memang benar-benar “Bear Brand” murni. Induknya berkomunikasi dengan anak-anak dengan menggunakan beberapa jenis suara. Beruang andes adalah jenis beruang kedua setelah pandayang paling banyak menggunakan suara saat berkomunikasi.
 Anak-anak ini tinggal dan belajar mencari makan dari induknya hingga berumur setahun sebelum menghilang di kegelapan hutan untuk memulai hidup baru sebagai beruang dewasa. Sejak saat itu hubungan induk dan anak pun terputus.
            Tinggi beruang andes sekitar 1,8 meter dan beratnya 100 hingga 200 kilogram. Betinanya jauh lebih kecil daripada jantannya. Beruang ini adalah karnivora terbesar di Amerika Selatan selain jaguar dan buaya kaiman. Beruang Andes mendapatkan namanya karena menghuni dataran tinggi Andes mulai dari Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia, dan Argentina meskipun sebagian kecil hidup dataran rendah di Panama. Binatang ini menghuni padang rumput hingga hutan berkabut di pegunungan hingga ketinggian  4000 meter di atas permukaan laut.

Dibenci petani
            Makanan utamanya adalah hati tanaman bromeliad yang gurih, buah-buahan, umbi anggrek, kulit kayu, dan jantung palem-paleman. Makanan selingannya serangga, tikus dan burung. Karena terdesak, seringkali beruang ini juga menyatroni ternak dan tanaman pertanian di perkampungan. Tak heran banyak peternak dan petani yang menganggapnya sebagai hama, dan tak segan-segan membunuhnya.  Tak mengherankan jika jumlahnya terus menyusut sejak 500 tahun yang lalu. Diperkirakan jumlahnya tak sampai 10.000 ekor.  Tanpa upaya pelestarian, beruang ini akan mengikuti jejak sepupunya…punah dari muka bumi.
            Pembangunan jalan, pipa minyak, gas, bendungan, lahan pertanian dan perkampungan mempersempit ruang gerak beruang sehingga beruang kehilangan tempat tinggalnya. Perluasan perkebunan koka dan opium juga turut menyumbang kesengsaraan sang beruang pemalu ini. Perburuan beruang juga masih terjadi. Diperkirakan 200-an ekor beruang diburu setiap tahunnya. Kandung empedunya dihargai mahal di pasar gelap dan diselundupkan ke luar negeri sebagai bahan obat-obatan tradisional. Cakarnya juga laku dijual. Pendek kata setiap bagiannya bisa jadi uang. Klop sudah penderitaannya.

Anak-anak beruang yang lucu juga tak luput dari incaran pemburu. Perlindungan dari lembaga perlindungan dan pemerintah berusaha membuat kehidupan beruang ini lebih baik. Kini beruang peru yang sepupunya terkenal itu bahkan sering terlihat di dataran Machu Pichu, situs Inca yang paling terkenal. Kunjungan Paddington Bear ke Peru pun turut membangkitkan semangat melestarikannya. Semoga semakin banyak yang mengenalnya dan ikut tertarik melestarikannya. 
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment