Badak SRS




Enak juga berada jauh dari hiruk pikuk kehidupan, suasana hening, terisolir tapi asyik. Soalnya di kantor SRS segalanya tersedia. Makan dimulai pukul 07.00, makan siang pukul 12.00 dan makan malam pukul 19.00. Masakannya enak. Nggak bakalan melirik ke warung-warung. Soalnya memang di hutan nggak ada warung he..he..he. Tapi masakan si ibu memang benar-benar enak kok. Waktu si ibu pulang karena anaknya sakit, ada staff lapangan yang memasak nasi goreng. Nggak tahu bagaimana caranya, nasi gorengnya enak banget tuh. Kang Saleh aja sampai terkagum-kagum, sambil nambah nasinya tentu saja.

Kalau siang harinya kita jalan-jalan mengamati badak, sore hari adalah waktu buat kerja. Waktu seminggu terbilang efektif. Kami bisa menyelesaikan 5 naskah sekaligus. Hal itu memang ditunjang oleh perpustakaan SRS yang komplet. Berbagai referensi tentang badak, tersedia di situ. Marcel juga mau susah-susah membongkar koleksi buku-buku lamanya untuk melengkapi naskah kami. Yang mengagumkan, ia memperlihatkan buku super gedhe yang di Indonesia hanya dimiliki terbatas. Buku sepanjang hampir 1 meter itu memang menakjubkan. Bercerita tentang 5 spesies badak dunia dan dilengkapi dengan lukisan-lukisan hebat. Katanya hanya ada 5 buku seperti itu di Indonesia. Memang khusus dibuat buat fund raising. Mau tahu harganya? Cuma 50 juta rupiah! Sayangnya belum satu pun laku. Mungkin harga segitu terlalu mahal untuk kocek orang Indonesia.

Marcel mengoleksi segala hal yang berkaitan dengan badak, termasuk buku-buku anak-anak, gambar dan foto-foto. Dia mengoleksi berbagai gambar badak di kebun binatang saat ke USA. Bahkan patung badak di Bandung pun dikoleksinya. Sayangnya patung yang konon buatan Nyoman Nuarta itu salah kaprah. Kepalanya memang kepala badak jawa, tetapi badannya badan badak afrika. Maklumlah, nggak banyak informasi tentang badak jawa waktu itu. Sekarang pun tak banyak yang tahu banyak tentang kehidupan badak jawa. Untunglah dengan SRS, banyak sisi kehidupan badak sumatera yang dulunya misterius, sekarang sudah mulai banyak yang diketahui. Pengamatan harian dan beberapa penelitian yang dilakukan di SRS─baik oleh staf SRS sendiri maupun beberapa penelitian oleh mahasiswa─telah banyak membuka cakarawala baru tentang misteri badak sumatera.

Yang kegirangan adalah Kang Agus. Dianya semangat banget. Naluri kesenimanannya terpacu seperti hp barusan di charge. Siangnya ia menghabiskan waktu menggambar badak langsung! Jika kami menenteng kamera dan binouler, Kang Agus menenteng buku gambar dan alat-alat lukisnya. Jauh sebelum kami ke SRS, Kang Agus sudah belajar banyak tentang badak. Patung-patungnya ciamik, mengambarkan dengan jelas perbedaan antara badak Afrika dan Asia. Kunjungan ke SRS semakin menambah informasi detil badak sumatera. Malah sudah ada rencana untuk membuat proyek pembuatan patung badak jawa dan sumetera berukuran besar. Moga-moga salah satunya diletakkan di SRS sehingga kalaupun pengunjung tak bisa melihat badak aslinya, mereka masih bisa mengagumi kecantikannya dari patung perunggunya.

Saya sendiri secara nggak sadar juga bisa banyak tahu tentang badak. Kalau selama ini hanya membaca badak secara sepintas di buku-buku dan internet, di SRS sepertinya lebih banyak lagi ilmu yang didapat. Ternyata perbedaan masing-masing spesies sangat jauh. Badak hitam dan putih afrika yang super jumbo ternyata bisa dibedakan dari bentuk mulut dan posisi makan. Badak-badak yang paling unik justru badak-badak Asia. Kita harus bangga memiliki dua spesies badak sekaligus, sementara India hanya punya 1 spesies. Mungkin benar ungkapan, tak kenal maka tak sayang. Tanpa mengenal spesies-spesies ini, dijamin tak akan muncul sikap mengagumi dan peduli. Sayangnya tak banyak yang punya keinginan mengenal keanekaragaman hayati negeri sendiri. Kebanyakan orang kita lebih suka mengagumi kekayaan orang lain. Tiba-tiba ingat apa kata Pak Emil Salim. Kita ini seperti orang yang menduduki peti harta karun tapi tak punya kunci untuk membukanya. Kekayaan alam kita dikagumi orang lain, sementara kita silau dengan kekayaan orang lain yang tak seberapa. Sampai kapan semuanya terjadi? Tiba-tiba kita baru sadar bahwa harta karun kita telah dikeruk orang lain.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment