Serangga-serangga

Tersembunyi di balik bayangan dedaunan, meniti ranting kecil tanpa bersuara dan tiba-tiba terbang nyaris tak terdengar, membuat serangga dan laba-laba jarang terlihat batang hidungnya. Bukan karena memang hidungnya tak berbatang, tetapi ukurannya yang mungil menyembunyikan pesonanya. Nyaris kehadirannya bak hantu di siang bolong. Padahal banyak yang tampil bak diva, berbalut sisik gemerlak ceria. Makluk mini ini pun melahirkan kekaguman sekaligus kebencian. Larvanya tak sering dipuja, lebih sering dinista dan dihujat sebagai makluk bodoh penghancur kehijauan daun. Tetapi saat menghabiskan masa rakusnya dan bersemedi sebagai kepompong, tak banyak yang menghiraukannya. Barulah saat sang makluk berubah paripurna menjelma menjadi serangga dewasa, kekaguman pun membanjirinya. Meski semuanya harus membelalakkan mata untuk menikmati gemerlak sayap, keindahan warnanya karena tubuhnya terlalu pelit untuk ditelisik.
Bakal serangga


Capung
Laba-laba


Di antara pepohonan raksasa di Cikaniki pun, serangga dan laba-laba seolah bermain petak umpet. Menenggelamkan kemilau tubuhnya di balik bayangan urat daun lebar, melompat-lompat diantara pucuk tunas yang tersembunyi dari tatapan manusia. Atau menenun dengan tenang tanpa henti. Perlu kerja keras hanya untuk mengabadikannya. Atau tiba-tiba saja ia melintas di atas alis mata kita tanpa sempat lagi kita sadari. Mengagumkan.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment