Bus Krui Putra berjalan terseok-seok meninggalkan Bandung dalam perjalanan panjang ke Liwa, Lampung Barat. Di dalam bus, terdengar suara mendecit-decit seperti ratusan tikus yang terinjak ekornya. Sopir berambut perak dan berikat kepala handuk kecil seolah tak peduli dengan busnya yang reyot. Setiap kali bergerak, bus itu seolah bergoyang-goyang keras kelebihan beban. Maklum, selain puluhan penumpang yang berjubel, di atap bus, berkilo-kilogram barang ditumpuk. Beban berat di atap bus membuat goyangan bus semkin keras, seolah atapnya mau lepas dari body busnya. Empat tiang besi tambahan yang dipasang di dalam bus seolah tak kuasa menahan beban berat di atap bus. Tiang-tiang itu bergoyang-goyang keras. Sebagian sekrupnya sudah hilang. Seorang bapak tua berkali-kali menatap tiang-tiang yang tak berhenti bergerak itu. Seperti berharap tiang-tiang itu tak runtuh menimpa kepalanya.
Penumpang berjubel di dalam bus. Di jalur diantara barisan bangku pun diduduki penumpang yang rela duduk tanpa bersandar selama perjalanan. Asap rokok mengepul di dalam bus. Dan ajaib bin ajaib, nyaris tak ada penumpang yang ramah. Semua acuh dengan keadaan. Mungkin mereka tak punya pilihan lain selain naik bus butut ini. Sebagian besar mulai terlelap dalam tidurnya. Angin yang masuk lewat jendela atas yang dibuka lebar-lebar menjadi satu-satunya pendingin alami dari bus yang panas ini.
Seperti kebanyakan bus ekonomi lainnya, Bus ini seolah mewakili potret kelam transportasi masal di negeri kita. Masyarakat kelas bawah tak punya pilihan selain menggunakan sistem transportasi yang jauh dari manusiawi. Tak ada gunanya mengeluh. Tak ada gunanya protes. Dengan uang yang terbatas, mereka tak punya pilihan lain. Kalaupun terjadi kecelakaan, tak ada gunanya berteriak resah. Nikmati sajalah perjalanan ini. Toh akhirnya sampai di tujuan. Sudah ratusan kali bus-bus reot itu berseliweran di jalan-jalan kita yang berlobang. Kapan masyarakat kita bisa menikmati transportasi masal yang lebih manusiawi?
3 comments
Click here for commentsIya,
Replysemoga wajah indonesia dibidang transportasi bisa lebih baik
Indonesia punya standar ISO, yaitu ISO MLAKU....perkara nyaman dan selamat, urusan nanti.........:)
Reply(Andy Kurniawan, Madiun)
Standar ISO di Indonesia memang ISO MLAKU, perkara nyaman dan selamat itu nanti......... :)
Reply(Andy Kurniawan, MAdiun)