KECANTIKAN YANG MEMBAWA BENCANA

Sumber gambar: Apa bedanya Harimau dan Macan Tutul (Elex Media Komputindo)

Pribumi afrika menjulukinya pemburu berjubah. Binatang cantik yang membunuh dengan pelukan. Kulitnya memang indah. Tetapi justru kecantikannyalah yang membuatnya nyaris punah. Inilah salah satu jenis kucing besar yang paling komplit kemampuannya. Ia bisa berlari, memanjat pohon dan berenang. Mangsanya hanya punya sedikit pilihan untuk menghindarinya. Tapi kemampuan macan tutul, lebih banyak daripada itu.

Macan tutul tersebar di Asia dan Afrika. Entah mengapa, di negeri kita macan tutul hanya ada di Pulau Jawa. Di pulau-pulau lainnya, semacam Sumatera dan Kalimantan, macan tutul absen. Satu-satunya keberadaan di luar pulau jawa, ditemukan di Pulau Kangean di lepas pantai Jawa Timur. Mungkin di pulau-pulau lainnya macan tutul kalah bersaing dengan jenis-jenis kucing-kucingan yang lain. Maklumlah, banyak jenis kucing tinggal di sana. Sumatera jelas milik sang raja rimba, harimau sumatera. Selain itu masih ada beberapa jenis kucing lainnya, seperti kucing emas, kucing hutan dan kucing bakau. Di Kalimantan, tempatnya digantikan oleh macan dahan. Pulau jawa sendiri dulunya juga menjadi rumah bagi harimau yang lebih besar daripada harimau sumatera, harimau jawa. Namun setelah kepunahannya, macan tutulah yang menggantikan kedudukannya.

Macan tutul berhasil “selamat” di beberapa tempat karena mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Makanannya sangat beragam. Ia memakan segala jenis binatang, besar dan kecil. Termasuk bangkai. Binatang ini pemburu yang efisien dan predator penyergap terbaik di dunia. Bintik-bintik di sekujur tubuhnya adalah modal berharga yang membuatnya tak terlihat. Ditunjang dengan bantalan kakinya yang membuatnya tak terdengar saat melamgkah, macan tutul dapat mengendap-endap mendekati mangsanya hingga “jarak tembak”. Ketika mangsa menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Gigitan di leher atau tengkuk, merobohkan mangsanya.

Bangkan setelah drama perburuan selesai, kita masih dibuat terkagum-kagum dengan keahliannya yang lain. Merasa dirinya bukan pemangsa satu-satunya, macan tutul menyembunyikan mangsanya untuk dirinya sendiri. Otot-otot leher dan bahunya yang kuat membuatnya mampu mengangkat binatang buruan ke atas pohon. Hebatnya mangsa yang diangkatnya bahkan bisa lebih berat dari dirinya sendiri. Di antara cabang-cabang pepohonan itulah, macan tutul dapat menyantap makanannya dengan tenang.

Kemampuan berburu macan tutul sama menakjubkannya dengan caranya menemukan mangsanya. Macan tutul sering berburu di sore dan senja hari. Tapi di malam yang pekat pun, kemampuan mengendusnya tak berkurang sedikit pun. Bahkan saat penglihatan malamnya tak mampu menangkap batang hidung mangsanya, kucing ini menggunakan indera lainnya untuk “melihat.” Ia menggunakan pendengaran dan rambut-rambut di wajahnya untuk menuntunnya ke tempat perburuan. Dengan sonar malamnya, macan tutul bahkan mampu menangkap mangsanya tanpa “melihat.” Tak heran beberapa penduduk lokal mengaguminya. Dulu para ksatria mengenakan jubah dari kulit macan tutul untuk menunjukkan keberaniannya, berharap ketangguhan dan kekuatan macan tutul merasukinya.

Tapi kini, motivasinya bukan lagi kekaguman dan penghormatan, tetapi hanya uang dari hasil penjualan kulitnya. Perdagangan kulit macan tutul nyaris menuntaskan perannya di muka bumi. Kini pemburu yang mengagumkan ini terusir dari beberapa habitatnya dan mengungsi ke tempat-tempat terpencil. Hanya kalau kita bisa mengembalikan rasa kagum dan takjub akan keindahan, kekuatan dan kehebatannya, macan tutul bisa selamat dan terus mempesona para pengagumnya.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment