Proklamasi

Ketika menumpang kendaraan teman saat menyuju tempat pameran Coca-cola di PTIK, iseng-iseng aku mendengarkan radio. Pas Radio Delta FM saat itu memperdengarkan cerita tentang Muhammad Yusuf Ronodipuro, Bapak RRI yang baru meninggal tahun ini. Cerita pun kian menarik karena ternyata banyak kisah-kisah menarik dalam kehidupan sang Bapak Angkasawan Indonesia yang terkenal dengan semboyannya, Sekali di Udara, tetap di Udara. Tak banyak yang tahu bahwa rekaman suara Bung Karno saat mengucapkan proklamasi yang sering kita dengar setiap tanggal 17 Agustus, sebenarnya direkam tahun 1952. Maklum saat Bung Karno memproklamirkan Kemerdekaan RI di Jalan Pegangsaan Timur, tak ada media yang meliput.
Kisah-kisah lainnya juga semakin menarik. Misalnya tentang bagaimana perjuangan Pak Yusuf saat menyiarkan proklamasi kemerdekaam RI ke seluruh dunia. Pak Yusuf yang saat itu bekerja bagi Radio Pemerintah Penjajahan Jepang, diam-diam menyiarkan proklamasi dengan mengelabuhi aparat. Ia menyambungkan siarannya ke luar negeri, sementara ia bertindak seolah-olah sedang melakukan siaran rutin lokal biasa. Tapi belakangan beliau kepergok seorang tentara Jepang. Tak ayal lagi, Pak Yusuf sempat dianiaya. Beliau bahkan sempat akan dipancung dengan samurai. Meskipun lolos dari maut, akibat penyiksaan itu, kaki beliau tak bisa kembali normal seperti semula. Begitu gawatnya suasana itu, karena tentara Jepang berada di mana-mana. Keberanian seorang Yusuf Ronodipuro sungguh menampar kesombongan dan keangkuhanku. Baru terasa begitu tak berartinya kita dibandingkan para pahlawan yang berjuang menyabung nyawa demi mengumandangkan proklamasi. Selamat merayakan Hari Kemerdekaan!
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment