Di dalam studio kami disambut Mbak Agnes Marlita, Mbak Ida Gorjes dan Mas Yasser. Pria berbadan subur ini sering muncul menjadi bintang tamu di parodi Republik Mimpi di TVOne (Dulu di Metro TV). Sebelum sessi kami, Woman Radio mengudarakan cerita anak-anak berjudul
“Suara badak sumatera asli sebenarnya nggak seserem itu,” komentar Mas Inov mengomentari suara buatan Mas Yasser yang menggelegar. “Suaranya malah menguik dan seperti suara burung,” tambahnya. Mungkin lebih seperti cicitan bayi buaya saat memanggil induknya.
Percakapanpun berlanjut dengan aktivitas Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Way Kambas, pelestarian badak, ciri-ciri badak asia dan afrika hingga pola makannya. Mas Hartanto dan aku kebagian menceritakan aktivitas Forum Badak Indonesia, sebagai pendukung kegiatan kampanye Badak Sumatera dan Jawa. Dengan gaya khasnya, Mas Hartanto yang juga seorang staf peneliti di BPPPT mengulas bagaimana kesan tentang badak sebenarnya tergantung bagaimana orang mencitrakannya. Beruang menjadi kesayangan semua orang karena dicitrakan sebagai satwa yang lucu dan menggemaskan. Sekarang giliran bagaimana kita mencitrakan badak sebagai binatang imut-imut dan lucu. Kendati dengan tubuh bongsornya, badak masih terlihat “menyeramkan”, ternyata tingkah Si Rosa di Taman Nasional Way Kambas, Lampung memang lucu dan menggemaskan. Yang sudah nonton film dokumentasinya pasti akan sepakat. Mungkin sekaranglah saatnya menciptakan “Rhino the Pooh.”
1 comments:
Click here for commentsWah jadi inget waktu itu aku sebagai Program Directornya Women Radio, kerja keras explore education story for kids dengan agnes Marlita sebagai produser handal waktu itu.... kapan mas Koen cerita tentang Badak lagi???? sayangnya aku sekarang nggak di Women Radio.. sukses terus mas....