Legenda "Tulang-tulang Naga"

Sejarah penemuan fosil bisa dirunut hingga ribuan tahun yang lalu. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno tampaknya telah menemukan fosil. Penemuan fosil tengkorak mammoth di Eropa melahirkan legenda cyclop, raksasa bermata satu dari dongeng yunani kuno. Kala itu tengkorak mammoth yang sangat besar dianggap sebagai kepala raksasa. Lobang besar di bagian tengah tengkorak yang sebenarnya adalah lobang pangkal belalai disalahartikan sebagai lobang mata.

Tengkorak mammoth. LIhat lobang belalai di tengah tengkorak (www.amnh.org)

Cyclops, raksasa bermata satu (images.epilogue.net)
Menurut Adrienne Mayor, penulis buku The First Fossil Hunters: Palaentology in Greek and Roman Times, temuan fosil telah memicu berbagai spekulasi tentang siapa sebenarnya pemilik tulang belulang itu dan apa penyebab kepunahannya. Para penemu kuno mengembangkan konsep rumit untuk menjelaskan temuan fosil. Konsep tersebut diekspresikan dalam cerita-cerita mitologi. Legenda griffin (makluk mitologi berkepala dan bersayap burung dan berbadan singa) misalnya, berawal dari dongeng para pencari emas Scythia, suku pengelana dari Asia Tengah. Saat melintasi Gurun Gobi di kaki Pegunungan Altai, oarang-orang Scythia menemukan tulang tengkorak dinosaurus yang kelak dinamai Protoceratops. Dinosaurus sepupu triceratops ini memiliki moncong seperti paruh elang. Karena tulang badannya tidak mirip burung sama sekali, binatang ini dianggap seperti mamalia berkepala burung.

Tengkorak Protoceratops (Wikipedia)

Griffin (www.harrypotterspage.com)
Keyakinan serupa di Cina melahirkan legenda naga. Penemuan ”tulang-tulang naga” bisa dirunut hingga 2000 tahun yang lalu. Chang Qu mencatatnya penemuan serupa di Wucheng, Sichuan pada tahun 300 sebelum masehi. Karena naga adalah makluk sakral di Cina, segala hal yang berkaitan naga dianggap berkhasiat. Demikian halnya dengan tulangnya. Tak pelak, fosil nagapun dicari dan dipakai sebagai ramuan obat tradisional. Praktek penjualan fosil ini berlangsung selama ribuan tahun. Dengan mengikuti kebiasaan kuno tersebut, Von Koenigswald berhasil menemukan gigi-gigi primata raksasa yang kelak dinamainya Gigantopithecus blacki. Penemuan gigi-gigi di toko obat tradisional Cina menuntunnya menggali gigi-gigi dan bahkan rahang Gigantopithecus di Guangxi. Apakah tulang belulang Gigantopithecus melahirkan legenda yang lain? Jelajahi Giganto, Primata Purba Raksasa Di Jantung Borneo.


Tulang naga dari Cina (EyePress)

Penerbit Edelweiss
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment