Sekarang sudah banyak pasar Ramadhan diselenggarakan. Tapi yang masih dianggap afdol oleh orang SAmarinda adalah Pasar Ramadhan di Jalan Kusuma Bangsa. Deretan tenda biru (tapi yang ini bukan tenda pengantinnya Desy Ratnasari) berjajar di sepanjang jalan. Kendaraan lalu lalang berbaur dengan pejalan kaki yang memenuhi jalan. Macet, tapi semua orang tak peduli. sebagian badan jalan bahkan dipenuhi parkir kendaraan. Aroma sedap mengundang hidung siapa saja yang lewat di sepanjang jalan, bercampur dengan asap masakan yang menyeruak dari dalam tenda.
Ketika sukses menyibak kerumunan orang yang bergerombol di depan tenda, mata langsung dimanjakan dengan berbagai makanan yang membuat air liur menetes. Keponakannku dengan fasih cas-cis cus menerangkan nama-nama kue yang terdengar asing. Ada antaran tatak yang mirip kue lapis. Teksturnya lebih lembut. Ada kue bingka dengan berbagai macam rasa, ada bingka telor ada bingka kentang dan lain-lain. Ada juga macam-macam panganan macam jajan pasar. Misalnya sanggar banyu. Sanggar artinya pisang goreng. Jadi sanggar banyu sebenarnya pisang goreng basah. Bentuknya seperti cenil raksasa lengkap dengan parutan kelapanya yang berisi pisang. Ada lagi pepare karena bentuknya mirip buah pare. Tapi yang ini rasanya manis, bukan pahit kayak pare.
Sajian makanan yang wajib adalah urap dan bihun goreng. Ada juga nasi kuning. Selain itu banyak juga yang berjualan ikan bakar, masakan minang dan pempek Palembang. Karena pengin mencicipi semuanya, jadinya mau beli semua. Setelah beberapa kali menengok stan-stan jualan, kami pun pulang dengan dua bungkus tas plastik besar. Dan rasanya memang benar-benar....mak nyus. Mau coba?
Samarinda memang oke.
2 comments
Click here for commentswaduh, jalan2nya jauh sekali pak? liat antaran tatak itu kok keliatannya enak banget yak.. mau coba tapi ongkos ke sananya berat. hehehe...
ReplyWah...enak tenan Mas Koen. Maknyus...
ReplySelamat berbuka puasa Mas Koen.
Semoga sukses selalu ya.
Wasalam,
Wuryanano
http://wuryanano.com/